CSR Penghijauan sebagai Bentuk Tanggung Jawab Lingkungan dan Sosial

Dalam suatu perusahaan CSR penghijauan haruslah ada, terutama perusahaan yang menghasilkan asap, limbah, dan mengambil bahan dari alam.
Setiap jejak bisnis yang menggali, membakar, dan mengolah alam pasti meninggalkan dampak.
Karena itu, saat sebuah perusahaan memilih untuk menanam kembali, bukan hanya menjalankan kewajiban, tetapi sedang menyiapkan generasi masa depan.
Dalam kerangka hukum Indonesia, Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) atau Corporate Social Responsibility (CSR) bukan sekadar formalitas.
UU No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas secara tegas menyatakan bahwa setiap perusahaan yang kegiatan usahanya berkaitan dengan sumber daya alam atau berdampak pada lingkungan wajib menjalankan CSR penghijauan.
Aturan ini ditegaskan kembali dalam Peraturan Pemerintah No. 47 Tahun 2012, yang menekankan bahwa CSR harus menjadi bagian dari strategi perusahaan.
Melakaukan CSR Penghijauan dalam bentuk reboisasi, pemulihan lahan, penanaman pohon di sekitar kawasan industri atau daerah kritis adalah bentuk paling nyata dari tanggung jawab itu.
Menjaga Lingkungan, Menjaga Hidup

Perusahaan yang beroperasi di sektor pertambangan, manufaktur, konstruksi, perkebunan, dan energi sering kali meninggalkan jejak ekologis.
Jejak – jejak tersebut seperti deforestasi, polusi udara, pencemaran air, hingga pemanasan lokal.
Melalui CSR penghijauan, perusahaan dapat menyerap emisi karbon melalui pohon-pohon yang ditanam, mengembalikan keseimbangan ekosistem lokal.
Selain itu juga dapat menurunkan suhu lingkungan yang panas akibat aktivitas industri dan mencegah banjir dan longsor melalui penanaman di daerah rawan erosi.
Ini bukan sekadar aktivitas pelengkap, ini adalah perawatan bumi yang telah menjadi mitra diam perusahaan dalam menghasilkan keuntungan.
CSR Penghijauan: Menyentuh Sisi Sosial Masyarakat

CSR penghijauan bukan hanya soal tanah dan tanaman, tetapi juga menyentuh kehidupan sosial.
Masyarakat sekitar merasakan manfaat ruang hijau yang sehat dan rindang, petani dan komunitas lokal bisa terlibat langsung dalam proses penanaman dan perawatan,
Selain itu dalam bidang pendidikan, sekolah-sekolah bisa menjadikan lahan hijau CSR sebagai sarana edukasi lingkungan.
Dengan begitu, perusahaan menumbuhkan kepercayaan dan hubungan sosial yang sehat—sebuah aset tak kasat mata yang nilainya jauh melebihi angka laporan tahunan.
Investasi Jangka Panjang untuk Keberlanjutan
Penghijauan adalah investasi jangka panjang, mungkin hasilnya tidak langsung terlihat dalam hitungan bulan.
Tapi dalam hitungan tahun, pohon-pohon yang ditanam hari ini akan menjadi paru-paru bagi kota dan desa sekitar, menjadi pelindung dari krisis iklim.
Bagi perusahaan hal ini juga menjadi simbol bahwa perusahaan bukan hanya mengejar laba, tapi juga warisan.
Perusahaan Harus Melakukan CSR Penghijauan

Perusahaan harus memiliki program CSR untuk penghijauan karena kegiatan industri seringkali berdampak negatif terhadap lingkungan.
Penghijauan adalah salah satu cara paling efektif dan konkret untuk mengurangi, memperbaiki, dan menyeimbangkan dampak tersebut. Berikut alasan utamanya:
1. Menyeimbangkan Dampak Lingkungan dari Kegiatan Industri
Kegiatan industri seperti pabrik, pertambangan, dan manufaktur sering menghasilkan damapk negatif bagi lingkungan.
Polusi udara adalah yang paling sering terjadi dalam suatu kegiatan industri karena asap, debu dan lain sebagainya.
Polusi pada air karena menghasilkan limbah cair yang mengandung zat kimia berbahaya, logam berat, atau bahan organik
Emisi karbon karena dalam proses produksinya menggunakan bahan bakar fosil (seperti batu bara, minyak bumi, dan gas alam), serta melakukan proses kimia yang menghasilkan karbon dioksida (CO₂) dan gas rumah kaca lainnya.
Kerusakan tanah dan deforestasi karena aktivitas mereka sering kali memerlukan pembukaan lahan besar-besaran, eksploitasi sumber daya alam.
Selain itu terjadinya pembuangan limbah padat atau cair yang mencemari dan merusak struktur tanah.
CSR Penghijauan berfungsi sebagai kompensasi yang dilakukan perusahaan atau industri dalam :

Menyerap Emisi Karbon (CO₂)
Penghijauan dapat menyerap emisi karbon (CO₂) karena tumbuhan — terutama pohon — melakukan proses yang disebut fotosintesis, yaitu proses biologis di mana tanaman menyerap karbon dioksida (CO₂) dari udara dan mengubahnya menjadi oksigen dan energi untuk pertumbuhannya.
Mengurangi Polusi Udara
Penghijauan dapat mengurangi polusi udara karena tanaman, terutama pohon, bertindak sebagai penyaring alami udara.
Pohon mampu menyerap gas-gas polutan, menjebak partikel debu, dan meningkatkan kualitas udara secara keseluruhan.
Memulihkan Kualitas Tanah dan Air.
Penghijauan memulihkan kualitas tanah dan air karena akar tumbuhan dan vegetasi berperan besar dalam menstabilkan tanah, mencegah erosi, menyerap air hujan, dan menyaring zat pencemar secara alami.
Proses ini mengembalikan kesuburan tanah dan kejernihan air di sekitarnya.
2. Kewajiban Hukum
Dalam UU No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas dan PP No. 47 Tahun 2012:
Perusahaan yang mengelola sumber daya alam wajib melaksanakan CSR lingkungan, termasuk penghijauan.
Jika tidak dijalankan, bisa berakibat pada sanksi moral, administratif, bahkan hukum, dengan CSR penghijauan, perusahaan memenuhi kewajiban hukum dan regulasi lingkungan.
3. Menjaga Hubungan Baik dengan Masyarakat Sekitar
Dengan melakukan penghijauan akan dapat menyediakan ruang hijau bagi warga, menambah nilai estetika dan kesehatan lingkungan, dan membantu pertanian dan ketahanan air.
Ini menciptakan kepercayaan dan hubungan harmonis antara perusahaan dan masyarakat, yang penting untuk keberlangsungan usaha (social license to operate).
4. Meningkatkan Citra dan Nilai Perusahaan
Perusahaan yang peduli lingkungan lebih dihargai oleh publik, investor, dan regulator.
CSR penghijauan memperkuat brand image sebagai perusahaan berkelanjutan (sustainability-focused).
Ini bisa meningkatkan nilai saham, kepercayaan investor, dan loyalitas pelanggan.
5. Mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs)
Penghijauan sejalan dengan SDG 13 (Penanganan Perubahan Iklim) dan SDG 15 (Menjaga Ekosistem Daratan).
Banyak perusahaan kini menyelaraskan CSR mereka dengan target global sustainability.
6. Mengurangi Risiko Bencana dan Kerusakan Lingkungan
Dilakukannya penghijauan dapat mencegah longsor dan banjir, mengurangi panas ekstrem (urban heat island), dan melindungi keanekaragaman hayati.
Perusahaan yang menjaga lingkungan juga melindungi operasional jangka panjangnya dari risiko bencana alam.
Rekomendasi Pohon Untuk Menjalankan CSR Penghijauan

Berikut adalah jenis-jenis pohon yang cocok untuk program CSR penghijauan, beserta penjelasan manfaat dan karakteristiknya
Pemilihannya mempertimbangkan fungsi lingkungan, kecepatan tumbuh, daya serap karbon, dan kesesuaian dengan iklim tropis seperti di Indonesia:
Pohon Trembesi (Samanea saman)
Cocok untuk:
Perkotaan, kawasan industri, pinggir jalan.
Manfaat:
Menyerap CO₂ sangat tinggi (1 pohon trembesi dewasa bisa menyerap hingga 28,5 ton CO₂ per tahun),
Batangnya kokoh dan tahan lama,
Tajuk lebar → memberikan keteduhan dan menurunkan suhu lingkungan.
Pohon Sengon (Albizia chinensis)
Cocok untuk:
Lahan bekas tambang, kawasan hutan gundul, proyek reklamasi.
Manfaat:
Cepat tumbuh (1–2 meter per tahun),
Akar membantu memperbaiki struktur tanah,
Cocok untuk agroforestry dan produksi kayu ringan (bernilai ekonomi).
Pohon Jati (Tectona grandis)
Cocok untuk:
Lahan gersang, penghijauan berbasis hasil hutan kayu.
Manfaat:
Bernilai ekonomi tinggi,
Akar kuat dan tahan kekeringan,
Meningkatkan nilai lahan dan konservasi.
Pohon Ketapang Kencana (Terminalia mantaly)
Cocok untuk:
Perkotaan, taman, sekolah, area publik.
Manfaat:
Tajuk rindang, menyerap polutan udara dan debu,
Menurunkan suhu dan cocok untuk estetika,
Tidak merusak struktur jalan karena akarnya tidak agresif.
Pohon Mahoni (Swietenia mahagoni)
Cocok untuk:
Jalur hijau, pinggir jalan, kawasan industri.
Manfaat:
Menyerap karbon dan menghasilkan oksigen,
Daun rontok → menambah humus tanah,
Batangnya bisa digunakan untuk kayu bernilai jual tinggi.
Tabebuya (Tabebuia spp.)
Cocok untuk:
Perkotaan, taman kota, pinggir jalan, area sekolah.
Kelebihan:
Memiliki bunga yang indah seperti sakura, mempercantik lanskap kota,
Dapat menyerap CO₂ dan menghasilkan oksigen seperti pohon lain,
Perawatan relatif mudah dan tahan kekeringan,
Akar tidak merusak trotoar/jalan → cocok untuk ruang terbuka publik.
Catatan:
Meskipun tidak menyerap karbon sebesar pohon besar lainnya, tabebuya sangat efektif dalam menciptakan lingkungan yang nyaman, sehat, dan estetis.
Pule (Alstonia scholaris)
Cocok untuk:
Pinggir jalan, taman, lingkungan perkantoran, sekolah.
Kelebihan:
Tajuk rimbun dan rapi → peneduh yang baik,
Berkhasiat sebagai tanaman obat (dikenal dalam pengobatan tradisional),
Menyerap karbon dan meningkatkan kualitas udara,
Tumbuh cepat dan tahan terhadap kondisi tanah kurang subur.
Catatan:
Pule sering digunakan dalam penghijauan kota karena bentuknya indah dan memberikan kesejukan alami.
Pohon Bambu
Cocok untuk:
Pinggiran sungai, lahan rawan longsor, lereng.
Manfaat:
Akar serabut mencegah erosi dan longsor,
Tumbuh cepat dan menyerap karbon,
Bermanfaat ekonomis dan ekologi (filter alami air).
Pohon Eucalyptus & Akasia
Cocok untuk:
Rehabilitasi lahan bekas tambang dan hutan produksi.
Manfaat:
Tumbuh cepat dan menyerap CO₂,
Dapat mempercepat penutupan lahan kritis,
Namun harus dikontrol karena bisa memengaruhi keanekaragaman hayati lokal.
Kerjasama Bersama Agrotani Sejahtera
Perusahaan Agrotani Sejahtera siap menjadi mitra strategis dalam mendukung program CSR penghijauan perusahaan Anda.
Melalui penyediaan bibit pohon unggul, penanaman, hingga perawatan berkelanjutan untuk mewujudkan lingkungan yang hijau, sehat, dan berkelanjutan.
Ayo wujudkan komitmen lingkungan bersama kami!
Hubungi kami sekarang untuk konsultasi dan kolaborasi CSR yang berdampak nyata.
Untuk menanyakan atau ingin berkonsultasi terlebih dahulu anda bisa menghubungi kami di : WA/SMS/TELEPHONE 081272952618. Informasi lebih lengkap KLIK DISINI
Baca Artikel Lainnya